Ikan Tapah Monster (Wallago leeri) di Dusun Nanga Ngaung

penulis : Deni

Hari ini 20 September 2022, saya dan Jem Sami berkunjung ke Desa Sungai Ajung, Dusun Nanga Ngaung untuk berkoordinasi tentang transek Orangutan, ini yang kedua kalinya kami berkunjung ke desa ini dan Bertemu dengan Pak Budi selalu Kades. Namun sama dengan saat pertama kami datang, Kades dan para warga masih sibuk gotong royong memperbaiki jembatan penghubung dusun Nanga ngaung dengan Dusun Ganti. Sudah seminggu ini mereka memperbaiki jembatan yang hampir rubuh karena dilewati truk yang membawa muatan alat berat mini yang akan digunakan mendirikan tower salah satu provider komunikasi di dusun ganti. Karena hal ini kami masih belum bisa melakukan transek Orangutan. Tapi Pak Kades mengatakan besok mungkin ada warga yang bisa mendampingi kami untuk melakukan transek.

Setelah selesai memperbaiki jembatan kami kembali ke rumah Pak Kades, setelah Pak Kades mandi dan berpakaian kami mengobrol sembari minum kopi, Pak Kades sempat bercerita bahwa pagi tadi ada warganya yaitu Pak Cando yang mendapatkan ikan tapah besar kurang lebih seberat 50 kg, namun sebelum mengetahui bahwa pukatnya mendapatkan ikan tapah tersebut awalnya Pak Cando sempat menggerutu sebab pukat tersebut hilang entah kemana, pukat tersebut ia pasang di danau kecil bernama Danau Laoan, danau ini sendiri terbentuk dari bekas aliran sungai Labian/Leboyan.

Kami sempat ke rumah Pak Nikodemus Cando nama lengkap beliau, yang juga selaku Kepala RT, beliau juga bercerita langsung bahwa pukatnya hilang, dan ia sempat geram dan berpikir bahwa ada orang lain yang mengambil pukatnya. Namun ketika ia berjalan pulang Pak Cando menemukan pukat bersama tiangnya terdampar diantara semak-semak,

Pak Cando menduga pukat tersebut dibuang oleh orang lain yang telah memanen hasil pukatnya, namun alangkah terkejutnya Pak Cando ketika akan mengambil pukat tersebut ada sesuatu yang bergerak kuat dibagian pukat yang tenggelam di air, setelah diangkat sedikit Pak Cando terperanjat seketika, ternyata ada Ikan Tapah besar sebesar tubuhnya terjerat di pukatnya, ia pun berusaha mengangkatnya namun ia tak mampu, berat Tapah itu sekitar 50 kilogram. Akhirnya Pak Cando mengayunkan parangnya ke kepala ikan tapah tersebut agar ikannya tidak meronta-ronta lagi. Pak Cando tidak mampu mengangkat tubuh ikan Tapah itu karena sangat besar dan panjang, ia pun pulang setelah mengamankan ikan tapah tersebut agar tak lepas, Pak Cando menjemput anaknya kerumah untuk membantunya mengangkat dan membawa pulang ikan tapah monster tersebut.

Ternyata ikan Tapah tersebut bukan tertangkap secara normal pada pukat Pak Cando, sebab pukat itu seharusnya hanya menangkap ikan-ikan berukuran sedang, ikan Tapah tersebut terjerat pada pukat dikarenakan menelan ikan kecil yang tertangkap pukat yang akhirnya membuat ikan Tapah tersebut ikut tersangkut pada pukat yang ia telan, karena pukat yang panjang maka ikan Tapah tersebut menyeret semua pukat bersama tiang-tiangnya, yang akhirnya membuat ikan Tapah dan pukat tersebut tersangkut diantara semak-semak.

Festival Makanan & Budaya Tradisional 2022

Festival Makanan dan Budaya Tradisional ini akan menjadi festival keempat di mana sebelumnya telah diselenggarakan pada tahun 2014, 2016 dan 2019. Selama bertahun-tahun, acara-acara tersebut terus berkembang, baik dalam lingkup dan kualitas. Sementara itu pemerintah daerah di berbagai tingkatan, telah melihat dampak positif dari usaha ini kepada konstituen mereka dan karenanya kami mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dan terus berharap akan mendapatkan dukungan dalam berbagai bentuk.

Kami melihat dalam festival yang diadakan pada tahun-tahun sebelumnya menunjukan minat orang dalam hal ini adalah para peserta lomba makanan tradisional untuk lebih menggali kembali resep-resep makanan tradisional yang bervariasi dan kaya dari generasi sebelumnya dan membagikan pengetahuan ini lintas generasi kepada kaum muda. Makanan yang khas dari masyarakat setempat telah semakin popular dan di apresiasi terutama oleh kalangan tamu atau wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Makanan tradisional yang bahannya dari hutan telah menjadi bagian dari obyek wisata kuliner dan budaya masyarakat lokal. Festival ini telah membawa pemahaman orang bahwa hutan menyediakan berbagai sumber makanan secara gratis bagi manusia, sehingga hutan dan lingkungan alam sekitar perlu tetap dijaga agar tidak rusak dan tetap memberikan manfaat dengan sebaiknya bagi kehidupan kita.

Festival makanan tradisional ini telah berhasil mengubah cara pandang orang bahwa makanan tradisional adalah makanan yang kolot dan kampungan, tetapi setelah diadakannya beberapa kali festival makanan tradisional, hal ini menumbuhkan kebanggaan dan percaya diri bagi masyarakat untuk menyajikan makanan tradisional dari alam. Tentu saja kontribusi festival makanan tradisional ini telah memberikan nilai tambah dan kreativitas dengan perhatian dalam hal pengumpulan bahan, proses pengolahan, tampilan penyajian yang menarik, kandungan nutrisi yang seimbang, kebersihan dan cita rasa.

Kegiatan utama dari festival kali ini adalah kebangkitan makanan tradisional dan lokakarya kebudayaan terkait sejarah maupun cerita lisan dari masyarakat Suku Dayak dan Melayu. Dimana festival kali ini memadukan antara makanan tradisional yang merupakan bagian dari aspek budaya dan promosi bentuk tradisi budaya lainnya seperti seni bertutur, permainan tradisional, peragaan busana, musik dan tari yang merupakan upaya untuk membagi pengetahuan lintas generasi.

Oleh karena itu, dengan senang hati kami bermaksud untuk menyelenggarakan festival makanan dan kebudayaan tradisional pada tahun ini yang merupakan rangkaian dari perayaan hari kemerdekaan negara Republik Indonesia dan Festival Danau Sentarum. Dimana kemitraan untuk kegiatan ini akan mencakup: Riak Bumi (tuan rumah) dengan Die Lange Tafel Berlin, People and Plants International (PPI), komunitas Melayu, Dayak, Punan dan Penan, Center for International Forestry Research (CIFOR), Slow Food Indonesia, Oerip Indonesia/Tenun-Aya, MyTransform (sebuah LSM berbasis di Malaysia) dan pihak lainnya. Dan yang terakhir, namun tentu tidak kalah pentingnya adalah pihak pemerintah daerah, terutama dan termasuk bapak Bupati Kapuas Hulu, Camat Kabupaten Batang Lupar, manajemen Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) dan perwakilan kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Maksud dan Tujuan

Festival tahun 2022 ini dimaksudkan untuk menyediakan platform untuk merayakan masakan tradisional yang bahan bakunya semua berasal dari alam dan aspek lain dari warisan budaya masyarakat setempat yang akan ikut berpartisipasi dalam acara festival ini. Oleh karenanya, tujuan dari festival kali ini adalah untuk meningkatkan:

  1. Kebangkitan budaya, dengan fokus pada makanan tradisional dari hutan yang bergizi dan lezat;
  2. Transfer lintas generasi dari sejarah lisan, cerita, puisi, olahraga, musik dan tari tradisional;
  3. Kerukunan, kohesi sosial dan solidaritas antar suku dan agama yang dianut.
  4. Kesadaran akan hubungan intrinsik antara identitas budaya, ketersediaan makanan dari alam liar dan
    konservasi ekosistem;

Tempat dan waktu

Lokasi: Lanjak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia.
Waktu: tanggal 19 – 23 Agustus 2022.

Tentatif Agenda:

Interaksi: Agenda acara ini terbagi menjadi tiga babak yaitu festival makanan tradisional dan workshop anak-anak terkait sejarah lisan atau cerita yang berhubungan dengan makanan tradisional dan perlindungan alam dan lingkungan:

Babak 1: LOKAKARYA SEJARAH/CERITA LISAN ANAK-ANAK: Jumat-Sabtu, 19 - 20 Agustus 2022

Sebelum acara utama festival, dua hari sebelumnya akan diadakan lokakarya sejarah lisan/menceritakan cerita akan melibatkan sekelompok (sekitar lima puluh) siswa sekolah dasar suku Melayu dan Dayak.

Aktris/sutradara panggung terkenal yang berbasis di Berlin yaitu Isabella Mamatis akan memfasilitasi lokakarya tersebut, mengikuti format teatrikalnya 'Die Lange Tafel' untuk seni dan komunikasi. Dengan format ini, Ibu Mamatis menciptakan interaksi lintas generasi antara orang-orang dari semua lapisan masyarakat, sekaligus menjembatani budaya, agama, dalam bentuk seni. Dia memprakarsai format seperti ini pada tahun 2006, yang sejak itu telah membuktikan dirinya di berbagai pertunjukan publik internasional.

Kegiatan akan berlangsung di gedung olahraga Batang Lupar dan di rumah panjang Kedungkang. Di sana, anak-anak akan melibatkan generasi yang lebih tua dalam dialog seputar cerita, lagu dan resep/praktik memasak tradisional, yang telah mereka pelajari dari nenek moyang mereka, menuliskannya, kemudian melipat semuanya menjadi sebuah kronik.

Kemudian, pada hari pertama festival, di meja panjang, semua akan berkumpul, untuk mencoba berbagai resep dan menikmati pengalaman mencicipi bersama, sementara lembaran sejarah akan diletakkan di tali jemuran untuk dikibaskan angin untuk semua orang untuk membaca dan menanggapinya.

Babak 2: FESTIVAL LOMBA MASAK TRADISIONAL: Senin-Selasa, 22 - 23 Agustus 2022

Program babak kedua ini adalah agenda utama festival makanan dan kebudayaan tradisional yang akan berlangsung selama dua hari di dalam dan sekitar komplek Gedung Olahraga Kecamatan Batang Lupar yang terdiri dari:

Hari Pertama: Tanggal 22 Agustus 2022

Sesi Pagi

Sesi Sore

Hari kedua: tanggal 23 Agustus 2022

Peserta Festival

Adapun peserta dalam acara festival ini ditargetkan sebanyak 250 orang yang terdiri dari:

Festival Makanan & Budaya Tradisional 2019

Kabupaten Kapuas Hulu mempunyai sumber daya alam yang masih kaya dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mendukung ketersediaan pangan.

Hutan yang menyediakan sumber bahan makanan bagi masyarakat di sekitar hutan, dikelola secara turun temurun secara bijaksana oleh masyarakat dengan kearifan tradisi.

Sungai yang mengalir menembus hutan dan perkampungan masih menyediakan beraneka ragam bahan makanan yang bisa masyarakat olah menjadi bahan makanan yang kaya rasa dan berguna untuk kesehatan tubuh.

Sayangnya, makanan tradisional mulai banyak ditinggalkan, mulai berkurang minat untuk mengolahnya, terutama untuk para generasi muda. Pengenalan makanan tradisional kepada generasi muda diharapkan menjadi salah satu media untuk menguatkan identitas budaya lokal.

Tanpa kita sadari, sekarang rasa-rasanya semua serba ingin instan. Begitu banyak yang dijejalkan kepada kita dengan embel embel cepat, mudah dan tidak perlu berusaha keras.

Bahkan hingga sampai urusan makananpun sudah mulai masuk ke tahap itu. Tidak saja di kota kota besar yang memang membutuhkan pola waktu yang serba cepat dan ketat, tapi juga sampai ke daerah-daerah.

Yang dikhawatirkan dari pola makanan cepat saji dan instan adalah kandungan yang tidak jelas. Terkadang ada yang masih nakal menggunakan bahan pewarna dan pengawet yang berbahaya. Yang mana bila kita konsumsi terus menerus pastinya dalam jangka panjang akan berdampak tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia.

Belum lagi kita mulai semakin konsumtif dengan mengeluarkan uang untuk membeli makanan. Padahal untuk masyarakat di sekitar hutan, mereka bisa berhemat bila mengolah bahan makanan yang disediakan secara gratis dari alam sekitar mereka.

Makanan tradisional juga bisa menjadi salah satu wujud keragaman budaya di Indonesia. Karena makanan membawa serta kebiasaan lokal, lingkungan, dan adat istiadat masyarakatnya.

Bahkan makanan tradisional, apabila diolah dan dikelola dengan baik, bisa menjadi sebuah kuliner tradisional yang khas dan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner.

Oleh karena itu, perlu untuk mendorong masyarakat untuk merasa bangga akan makanan dari hutan yang lebih sehat dan kembali kepada makanan yang alami atau back to nature.

Dan hal ini sejalan dengan sebuah gerakan dunia yang belakangan ini semakin besar untuk mengkampanyekan makanan slow food sebagai kebalikan dari fast food tersebut. Juga dalam upaya mempromosikan dan berbagi pengetahuan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan berbasis kearifan tradisi di desa-desa di Kabupaten Kapuas Hulu serta memperkenalkan makanan tradisional khas Kabupaten Kapuas Hulu, maka perlu dilakukan kegiatan Festival Makanan Tradisional 2019.

Festival Makanan Tradisional 2019 diselenggarakan pada :
Hari Sabtu dan minggu, tanggal 14-15 September 2019
Tempat : Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Festival Makanan & Budaya Tradisional 2015

Festival Makanan Tradisional dan Kebudayaan Kapuas Hulu dilaksanakan oleh Yayasan Riak Bumi bekerjasama dengan NTFP-Exchange Programme Indonesia di Desa mensiau Kecamatan Batang Lupar. Festival kali ini merupakan edisi khusus "survival". Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 melibatkan sekitar lima puluh orang dari beberapa kampung di Kecamatan Batang Lupar. Peserta berlomba memasak dan menyajikan makanan dan minuman khas dengan bahan-bahan alami yang dikumpulkan dari hutan. Peserta juga memperlombakan olahraga tradisional antara lain menyumpit, menari dan juga dilaksanakan upacara adat penerimaan tamu dengan pakaian adat suku Dayak Iban di rumah panjang Keluin.

Penandatanganan MoU BTNDS dan Riak Bumi 2015

Penandatanganan MoU antara Balai Taman Nasional Danau Sentarum (BTNDS) dan Yayasan Riak Bumi dilaksanakan pada bulan September 2015. Ini penanda bahwa saling mendukung dan bersinergi dalam mengelola kawasan Taman Nasional Danau Sentarum sudah sah paling tidak selama satu setengah tahun kedepan.

Pak Ir. Sahdin Zunaidi, Msi sekalu kepala balai TNDS yang baru menjabat sangat terbuka untuk berbagai pihak terlibat dalam pengelolaan kawasan TNDS, kata beliau semakin banyak yang terlibat semakin banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan untuk kawasan dan terutama masyarakat yang tinggal dan menggantungkan kehidupannya terhadap sumber daya alam di kawasan ini dengan pemanfaatan yang memperhatikan aspek konservasi dan keberlanjutan.

One Day Trip - Danau Sentarum | 15 Desember 2014

one day trip danau sentarum - riak bumi
One Day Trip – Danau Sentarum | 15 Desember 2014
Tertarik untuk menikmati keindahan alam Danau Sentarum dan berbagi keakraban dan keanekaragaman budayanya ?

Bersamaan dengan Festival Festival Makanan Tradisional dan Kebudayaan Daerah Perbatasan, Enjoy Danau Sentarum – Yayasan Riak Bumi mengadakan trip singkat sehari pada tanggal 15 Desember 2014.

(more…)

Festival Makanan Tradisional & Budaya 2014

Festival Makanan Tradisional dan Kebudayaan Daerah Perbatasan

Kami mengundang Anda untuk ikut dan berpartisipasi dalam event Festival Makanan Tradisional dan Kebudayaan Daerah Perbatasan, Kabupaten Kapuas Hulu, di Lanjak, 13 - 14 Desember 2014.

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi Deasy : 0852-4514-0404, Hermanto : 0812-5668-2042 atau bisa melalui email herivalens@yahoo.co.id

Suara Bekakak Mei 2013

cover suara bekakak juni 2013

Suara Bekakak edisi kedua tahun 2013 kembali hadir dalam bentuk digital dengan mengangkat tema dan kegiatan yang terjadi di kawasan Danau Sentaum periode bulan Maret - Mei 2013. 

(more…)

Suara Bekakak februari 2013

suara bekakak februari 2013

Setelah sempat vakum lama, Suara Bekakak kembali terdengar dan mencoba hadir secara rutin tiga bulanan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan di sekitar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum.  Sedikit berbeda dengan edisi yang lama, Suara Bekakak mulai edisi tahun 2013 ini akan diisi lebih banyak foto dan tampil dalam edisi full color.

(more…)

Apa yang beda dari ULTAH Riak Bumi ke 12 ini?

Riak Bumi yang berdiri sejak 9 september 2000 lalu sudah memasuki umur ke 12 tahun. Sudah menjadi tradisi ulang tahun Riak Bumi diadakan di luar lingkungan kerja. Biasanya kita memilih lokasi tempat rekreasi untuk suasana yang tidak biasa daripada rutinitas pekerjaan di kantor. Dalam suasana yang santai bisa bersama-sama merefleksikan perjalanan Riak Bumi dan bagaimana Riak Bumi mencapai impian-impiannya ke depan.

 

Kali ini tahun 2012 ini, kita akan merayakan hari ulang tahun ke 12 di luar negeri. Untuk pertama kalinya keluar Pontianak, bahkan Kalimantan Barat, yaitu Sarawak-Malaysia. Kebetulan juga Sarawak masih bagian dari pulau Borneo yang jaraknya relatif tidak jauh dari pontianak hanya sekitar 10 jam untuk mencapai kuching. Rencananya akan pergi ke Bako National Park yang lokasinya tidak jauh dari kota Kuching.

 

Baik juga kalau di kuching bisa lihat water front dan museum Sarawak yang konon sudah banyak dikenal.  Harapannya ulang tahun ke 12 ini membuat Riak Bumi menjadi lebih solid sebagai team dalam melakukan karya-karya dan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

 

Selamat hari ulang tahun Riak Bumi ke 12!!!