"Mayas Idup, Api Idup": Pembangunan Mikrohidro di Kedungkang dan Sungai Pelaik

Peresmian oleh Pak Aleksius Bulin selaku Pak Camat Batang Lupar, Kapuas Hulu pada 22 Januari 2024, menandai Listrik Tenaga Air (Mikrohidro) telah selesai dibangun di kampung Sungai Pelaik dan Kedungkang, hal ini sebagai penghargaan terhadap mereka yang telah menjaga hutan dan habitat satwa liar, terutama orangutan yang hingga saat ini masih terus dijaga secara turun temurun dengan kearifan tradisional mereka. Setidaknya ada 3 hal mengapa mereka mendapatkan bantuan mikrohidro, yaitu karena mereka memiliki potensi air untuk pembangkit listrik, kesulitan akses terhadap listrik negara, memiliki komitmen untuk menjaga hutan dan sungai serta habitat satwa liar.

Pembangunan mikrohidro ini merupakan swakelola bersama masyarakat di kedua kampung tersebut dimana mereka mengerjakan secara gotong royong pembangunan dengan bantuan tenaga teknis dan konsultan serta dukungan dari Yayasan Riak Bumi, CIFOR dan pemerintah desa setempat dalam pengadaan fasilitas yang tidak tersedia di kampung seperti mesin kincir, kabel, pipa air dan material seperti semen, besi, atap dan lainnya.

Mereka sebelumnya telah melakukan studi banding ke Bandung untuk melihat secara langsung dan belajar bagaimana cara kerja mikrohidro di sana, selain itu mereka mendapatkan pelatihan bagaimana membuat mikrohidro dan bagaimana pemeliharaannya. Kampung Kedungkang yang merupakan masyarakat Dayak Iban yang masih tinggal dirumah panjang tradisional mendapatkan fasilitas listrik 5000 watt, sedangkan Kampung Sungai Pelaik mendapatkan fasilitas 3000 watt. Hal ini sudah cukup untuk menerangi kedua kampung tersebut 24 jam terus-menerus, tanpa mengeluarkan biaya untuk membeli BBM yang harganya sangat tinggi, jika mereka menggunakan genset atau generator. Beberapa anggota masyarakat meragukan pembangunan listrik tenaga air ini akan berhasil, setelah berhasil mereka sangat senang, mereka bilang seperti mimpi “air bisa menjadi api”.

Our Team

Yefri Dahrin

Advisory Board at Riak Bumi Foundation.

His educational background is at the Middle School of Civil Engineering in Pontianak. He is a Malay ethnic originating from Pontianak, West Kalimantan Province. Since 1984 he has been a civil servant in the Natural Resources Conservation (KSDA) under the Indonesian Ministry of Forestry. He was a conservation cadre, police ranger, and commander of the forest fire control brigade in the West Kalimantan Operations Area. Has deep experience in government bureaucracy, handling forest fire cases, wildlife trafficking, and forest security, and has expertise in the field of conservation. He has Joined Riak Bumi Foundation since its establishment in 2000.

Valentinus Heri

Founder and Executive Director at Riak Bumi Foundation.

His educational background is a law degree from Tanjungpura University, Pontianak. He is a Dayak Iban from Lanjak, Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan Province. Previously worked in Wetlands International Indonesia Program from 1995-1997 and then worked at Dian Tama Foundation from 1997-2000. After that, he founded the Riak Bumi Foundation in 2000. He has experience in assisting community groups in conservation areas in developing NTFPs as an alternative income, strengthening customary law in natural resource management, and facilitating multi-stakeholder meetings. He received the Ashoka award in 2009. He has diplomatic skills and an extensive network in various countries.

Fransiska Erlina

Financial Manager at Riak Bumi Foundation.

Her educational background is a Bachelor of Economics at the Panca Bhakti University, Pontianak. She is a Dayak Kanayatn tribe from Pontianak, West Kalimantan Province. Has experience working in a shipping company as an administration from 2005-2008. Having experience and expertise in gender and biodiversity issues. She has experience in finance and reporting on projects to donor agencies. Has the capacity to conduct Training of Trainers (ToT) for the development of small and medium enterprises for the community.

Veronika Heni

Secretary at Riak Bumi Foundation.

Her educational background is a Master's study program in English language education at Tanjungpura University Pontianak. She is a Dayak Serawai tribe from Sintang Regency, West Kalimantan Province. Has experience teaching and part-time English lecturer at several universities in Pontianak. Joined Riak Bumi Foundation in 2022. She has experience in project handling related to managing timelines, project targets, and project reports in English, particularly in terms of NTFP business development that pays attention to environmental protection. She is also particularly interested in developing traditional arts and culture.

Hermanto

Product Management Director at Riak Bumi Foundation.

His educational background is at the Academy of Foreign Languages at Widya Dharma Pontianak. Has joined the Riak Bumi Foundation in 2008. He is a Dayak Mualang tribe from Balai Sepuak, Sintang Regency, West Kalimantan Province. Has skills in communicating in English. Experiencing as Coordinator of the Indonesian Forest Honey Network from 2012 until now. Has experience in organizing community groups, meetings, and workshops. Has the ability in training to increase the capacity of NTFP products and marketing such as forest honey, and tengkawang.

Denny Onesimus Bakara

Partnership and Cooperation Director at Riak Bumi Foundation.

His educational background is a Diploma in Plantation Product Processing Technology from the Pontianak State Polytechnic (2003) and then continued his study at the Faculty of Agriculture, Department of Agricultural Product Technology, University of Widyagama Malang (2008). He is a mixture of the Dayak Desa and Batak tribe from Meliau, Sanggau Regency, West Kalimantan Province. Had experience in building networks and partnerships with various institutions. Has expertise in surveys of public perceptions regarding the potential of Orangutans and public awareness programs about orangutans. Has the ability to increase community capacity in developing NTFPs and facilitating multi-stakeholder meetings.

Jem Sami

Community Engagement Director at Riak Bumi Foundation.

His educational background is in the Faculty of Agriculture, Department of Agronomy at Tanjungpura University, Pontianak, 1998. Then he continued the Academy of Corporate Management in the Corporate Management Study Program at Panca Bhakti University Pontianak in 2004. He is a Dayak Iban tribe from Kapar, Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan Province. Has in-depth experience with the history and culture of the Iban tribe and the local context in the community. Has expertise in facilitating various community and multi-stakeholder meetings. Expertise in surveys of public perceptions regarding the potential of Orangutans and public awareness programs about orangutans.

Nehemia Ngilah

Agroforesty Director at Riak Bumi Foundation.

His educational background is a bachelor's degree in agriculture from the University of Tanjungpura, graduating in 2000. He is a Dayak Iban from Sawah Hamlet, Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan Province. He has joined the Riak Bumi Foundation since 2002. Has experience in mapping community areas, and assisting the community as a community organizer, tengkawang survey, reforestation of forest and agricultural plants such as coffee, local fruits, including tengkawang in agroforestry land. He also has experience in facilitation of social forestry schemes, and capacity building in NTFP product development.

Riki Rikando

Data Mapping Director at Riak Bumi Foundation.

His educational background is a Bachelor of Forestry, from Tanjungpura University, Pontianak, graduating in 2018. He is a Dayak Iban tribe from Ngaung Keruh Hamlet, Kapuas Hulu Regency, West Kalimantan Province. Experiencing working in the contractor company Lancar Jaya Mitra Abadi from 2012-2013. Joined Riak Bumi Foundation in 2015. Experienced in survey, transect, biophysical, and socio-economic data collection, knowledge in GIS and mapping, forestry plantations, marketing, and administration. He also has experience in writing for environmental advocacy and campaign purposes.

Yenni Kurnia

Cashier at Riak Bumi Foundation.

Her Educational background is a Bachelor of Management at the Indonesian College of Economics Pontianak. She is a Dayak Mualang tribe from Balau Lambing, Sekadau Regency, West Kalimantan Province. Has experience working as a cashier and waiter in 2019-2022. Joined Riak Bumi Foundation in 2022. Has experience in financial management and administration, marketing management, and human resource management. Has experience in forest honey production process and packaging.

Lokalatih Keanekaragaman Hayati Untuk Generasi Penerus Bangsa

Putussibau, 22-23 Februari 2023 telah diadakan lokalatih (lokakarya dan pelatihan) bagi para dinas pendidikan dan kebudayaan serta guru-guru di Kabupaten Kapuas Hulu yang dilaksanakan di aula kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu di Putussibau.

Kegiatan lokalatih ini merupakan tindak lanjut dari adanya pertemuan Forum Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Sentarum sebelumnya yang mana pada saat pertemuan tersebut peserta dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu mengusulkan bahwa sebaiknya perlu adanya pelatihan terkait penyusunan muatan lokal bagi siswa-siswi agar pendidikan lingkungan termasuk juga tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan sosial kebudayaan yang berkaitan dengan konservasi dan ekosistem disekitar masyarakat di Kapuas Hulu dapat diketahui oleh para generasi penerus sejak dini.

Oleh karena itu CIFOR (Center for International Forestry Research) dan Yayasan Riak Bumi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu melaksanakan lokalatih yang berjudul Keanekaragaman Hayati untuk Generasi Penerus Bangsa.

Tujuan dari pertemuan ini yang pertama adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai keanekaragaman hayati serta ketrampilan untuk merancang kegiatan-kegiatan siswa dan yang kedua adalah menyampaikan infromasi praktis dan alat untuk memahami kepentingan keanekaragam hayati dan fungsi ekosistem kepada pihak lain. Diharapkan dari lokalatih ini adalah peserta dapat membuat muatan lokal dan merancang kegiatan sekolah sesuai dengan kurikulum merdeka dan pendidikan profil pelajar Pancasila.

Lokalatih ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kapuas Hulu yaitu bapak Petrus Kusnadi dan beberapa sambutan sebelumnya dari Ibu Moira Moeliono dari CIFOR dan Pak Indra Kumara selaku Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas Hulu yang sekaligus koordinator Forum Daerah Tangkapan Air Danau Sentarum. Proses lokalatih ini difasilitasi tim fasilitator yaitu oleh Linda Yuliani, Hasantoha Adnan dan Valentinus Heri.

Peserta lokalatih yang berjumlah sekitar 30 orang dari beberapa sekolah penggerak di Kapuas Hulu dan staff Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu sangat antusias mengikuti lokalatih ini. Pak Leonardus selaku kepala bidang kurikulum antara lain menyampaikan bahwa mereka sangat senang mendapatkan materi berupa buku yang telah disiapkan oleh panitia dan sekaligus tim fasilitator dari CIFOR dan Yayasan Riak Bumi yang berisi informasi berkaitan dengan keanekaragam hayati dan ekosistem di Kapuas Hulu yang berdasarkan hasil-hasil pengamatan dan penelitian.

Peserta juga menyampaikan bahwa mereka sangat terkesan dengan cerita rakyat yang disampaikan oleh Pak Lom perwakilan dari suku Iban dari Dusun Kedungkang tentang cerita orangutan yang mengajari manusia menggunakan ramuan dan cara melahirkan dan Muhammad Syamsul perwakilan dari Suku Melayu dari Lanjak, Kecamatan Batang Lupar yang menceritakan tentang keturunan mereka berasal dari buaya, sehingga buaya diperlakukan layaknya saudara dan tidak boleh dibunuh, demikian juga orangutan dan satwa tertentu lainnya.

Meskipun kedengarannya bagi beberapa orang bahwa cerita rakyat ini adalah sebuah dongeng belaka, namun masyarakat sangat mempercayai cerita ini adalah sebuah kenyataan, sehingga cerita dan kepercayaan ini sangat mempengaruhi perlakukan mereka untuk menghargai berbagai jenis satwa liar, pentingnya menjaga habitat dan ekosistem di sekitarnya, karena masyarakat percaya bahwa manusia memiliki hubungan yang erat dan saling ketergantungan satu dengan lain dengan berbagai mahluk seperti binatang, tumbuhan, tanah, air dan langit baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, termasuk pula roh-roh nenek moyang mereka.

Di akhir lokalatih, peserta di minta untuk latihan membuat muatan lokal dan “citizen science” (peneliti warga) sebagai bahan untuk dapat diterapkan setelah mengikuti lokalatih ini. Beberapa hasil diskusi kelompok yang mengemuka antara lain berkaitan dengan bagaimana mengelola sampah, membuat kerajinan tenun tradisional, membuat masakan tradisional bagi siswa-siswi sekolah. Peserta berharap bahwa lokalatih ini dapat menjadi bekal bagi peserta untuk dapat menyusun kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah di Kapuas Hulu.

MUSDAT BUKU HUKUM ADAT IBAN KETEMENGGUNGAN BATANG LUPAR 2023

Lanjak 31 Januari 2023, Kegiatan Musyawarah Adat (MUSDAT) Iban Ketemenggungan Kecamatan Batang Lupar dibuka langsung oleh pak Camat Batang Lupar, Aleksius Bulin. Musyawarah Adat kali ini membahas tentang penetapan Buku Adat Iban terkait aturan dan sanksi hukum adat suku Dayak Iban di Ketemenggungan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Punggawa Suku Melayu, Danramil Batang Lupar, Kapolsek Batang Lupar, Temenggung Suku Dayak Tamanbaloh Kecamatan Batang Lupar. Hadir pula seluruh kepala desa di lingkungan kecamatan Batang lupar, serta tuai rumah suku Iban yang ada di Kecamatan Batang Lupar dengan jumlah peserta pertemuan sebanyak sekitar 60 orang.

Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dari rangkaian pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan oleh panitia persiapan MUSDAT Ketemenggungan Iban Kecamatan Batang Lupar yang merupakan tahap-tahap untuk menuju adanya kesepakatan dan pengesahan Buku Adat Iban Ketemenggungan Kecamatan Batang Lupar.

Adapun pertemuan-pertemuan tersebut adalah:

Di awal pertemuan kali ini disampaikan tata tertib jalan sidang. Setiap komisi mulai dari komisi I sampai VI memaparkan dalam presentasi mereka hasil dari setiap bab buku hukum adat Iban dan dibahas, peserta pertemuan yaitu fungsionaris adat mulai dari Tuai Rumah, patih dan para peserta lainnya untuk memberikan masukan, sehingga jadi kesepakatan bersama sebelum disahkan oleh Temenggung Iban Kecamatan Batang Lupar.

Pada kesempatan MUSDAT ini menurut Temenggung Sigon Iban Kecamatan Batang Lupar yang juga merupakan panitia persiapan ini menyampaikan bahwa pertemuan pembuatan buku adat ini dilaksanakan, karena untuk merevisi buku adat yang sebelumnya sudah ada, tetapi masih ada beberapa adat yang belum dimasukan, menyepakati sanksi adat yang disesuaikan dengan kondisi sekarang, serta menjelaskan berbagai istilah adat agar dapat dimengerti oleh generasi mendatang dan pihak-pihak lain. Dengan demikian, tujuan dari musyawarah adat ini adalah untuk memperbaiki dan merevisi, buku adat Iban yang lama dimana dulu disepakati oleh dan berlaku untuk 5 kecamatan. Untuk saat ini kami lebih khususkan revisi ini untuk kecamatan Batang Lupar.

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD), Kabupaten Kapuas Hulu, Pak Yanto, yang juga hadir memberikan apresiasinya kepada Yayasan Riak Bumi dan pihak lainnya yang berperan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan adat budaya lainnya. Turut hadir juga, Ketua Umum Majelis Hakim DAD Nasional Wilayah Ketemenggungan Kabupaten Kapuas Hulu, bapak Fabianus Khasim SH. MH.

Setelah itu kegiatan review bersama untuk disempurnakan merupakan tahap akhir sebelum dilakukan pengesahan dan diakhiri dengan acara penandatangan Berita Acara Penetapan Hukum Adat Iban Ketemenggungan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu oleh tetua adat Iban Kecamatan Batang Lupar.

Kemeriahan Festival Danau Sentarum 2022

Festival Danau Sentarum 2022 adalah acara tahunan yang menyajikan berbagai kegiatan menarik dan menyenangkan bagi masyarakat Kalimantan Barat. Festival ini diadakan pada tanggal 1-4 Desember 2022 di Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Festival Danau Sentarum 2022 menampilkan berbagai kegiatan menarik yang dapat dinikmati oleh semua orang. Mulai dari pertunjukan musik tradisional, pertunjukan tari, perlombaan sampan, pertandingan olahraga tradisional seperti pasak gasing dan menyumpit, kunjungan ke pulau Sepadan serta berbagai acara lainnya.

Festival Danau Sentarum 2022 juga menampilkan berbagai macam acara lainnya, seperti pameran seni dan budaya, pameran produk lokal, pameran kuliner, dan berbagai acara lainnya.

Bahkan pada saat pembukaan diadakan acara minum madu hutan bersama yang dibuka oleh bapak Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, S.H.

CV Riak Bumi Indonesia juga berkesempatan untuk meramaikan hajatan Festival Danau Sentarum 2022 ini dengan membuka stand pameran yang berisi produk - produk dari komunitas di sekitar Danau Sentarum.

Madu hutan yang sudah diturunkan menjadi 19% kadar air menjadi salah satu favorit di stand. Selain itu produk tengkawang butter maupun yang sudah menjadi produk produk kecantikan juga ikut dipamerkan.

Buku Motif Tikar Dayak Iban juga menjadi salah satu produk yang dibeli oleh tamu-tamu yang datang dari Sarawak.

Semoga ke depan Festival Danau Sentarum berikutnya bisa lebih semarak dan bisa menjadi salah satu event budaya yang bisa menjadi unggulan Kalimantan Barat dan juga selalu menarik untuk diikuti oleh masyarakat.

Kunjungan Belajar Tengkawang Bengkayang

penulis: Hermanto

Pada tanggal 9 – 10 November 2022 kelompok petani Tengkawang dari Desa Sungai Ajung, Desa Labian, Desa Mensiau dan Desa Labian Ira’ang di Kecamatan Batang Lupar Kabupaten Kapuas Hulu, Simpul Jaringan Tengkawang Kabupaten Kapuas Hulu, GIZ dan Yayasan Riak Bumi melakukan kunjungang belajar mengenai pengelolaan dan perniagaan Tengkawang yang dilakukan oleh Koperasi Tengkawang Layar di Desa Sahan Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.

Tujuan dari kunjungan belajar ini adalah untuk Untuk mendukung terjadinya saling belajar dan berbagi pengetahuan dan informasi antar masyarakat terkait pengelolaan tengkawang ditingkat hulu dan hilir. Untuk mendukung kegiatan berbagi pengalaman dan pengetahuan yang akan bermanfaat untuk digunakan dalam penyusunan Standard Operasional Prosedur untuk hal terkait pengumpulan buah, pemeliharaan buah, pengolahan buah, pembuatan produk turunan dan branding produk.

Untuk berbagi pengalaman dan bertukar informasi dalam penguatan organisasi atau kelembagaan di tingkat masyarakat yang berfokus pada pengelolaan tengkawang. Untuk berbagi pengalaman dan bertukar informasi dalam pelaksanaan mekanisme perizinan dan sertifikasi untuk mendukung pemasaran produk turunan tengkawang.

Kegiatan dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 9 – 10 November 2022 dimana para peserta melihat secara langsung proses penjemuran Tengkawang, proses produksi dari biji kering menjadi mentega dan pembuatan produk turunan berupa ice cream dan pizza yang salah satu bahan pembuatannya dari minyak Tengkawang.

Selain itu para peserta juga mengunjungi hutan adat Pikul yang mana sudah mendapatkan surat keputusan dari negara

Privacy Policy

Privacy Policy

Last updated: November 07, 2022

This Privacy Policy describes Our policies and procedures on the collection, use and disclosure of Your information when You use the Service and tells You about Your privacy rights and how the law protects You.

We use Your Personal data to provide and improve the Service. By using the Service, You agree to the collection and use of information in accordance with this Privacy Policy. This Privacy Policy has been created with the help of the Free Privacy Policy Generator.

Interpretation and Definitions

Interpretation

The words of which the initial letter is capitalized have meanings defined under the following conditions. The following definitions shall have the same meaning regardless of whether they appear in singular or in plural.

Definitions

For the purposes of this Privacy Policy:

Collecting and Using Your Personal Data

Types of Data Collected

Personal Data

While using Our Service, We may ask You to provide Us with certain personally identifiable information that can be used to contact or identify You. Personally identifiable information may include, but is not limited to:

Usage Data

Usage Data is collected automatically when using the Service.

Usage Data may include information such as Your Device's Internet Protocol address (e.g. IP address), browser type, browser version, the pages of our Service that You visit, the time and date of Your visit, the time spent on those pages, unique device identifiers and other diagnostic data.

When You access the Service by or through a mobile device, We may collect certain information automatically, including, but not limited to, the type of mobile device You use, Your mobile device unique ID, the IP address of Your mobile device, Your mobile operating system, the type of mobile Internet browser You use, unique device identifiers and other diagnostic data.

We may also collect information that Your browser sends whenever You visit our Service or when You access the Service by or through a mobile device.

Use of Your Personal Data

The Company may use Personal Data for the following purposes:

We may share Your personal information in the following situations:

Retention of Your Personal Data

The Company will retain Your Personal Data only for as long as is necessary for the purposes set out in this Privacy Policy. We will retain and use Your Personal Data to the extent necessary to comply with our legal obligations (for example, if we are required to retain your data to comply with applicable laws), resolve disputes, and enforce our legal agreements and policies.

The Company will also retain Usage Data for internal analysis purposes. Usage Data is generally retained for a shorter period of time, except when this data is used to strengthen the security or to improve the functionality of Our Service, or We are legally obligated to retain this data for longer time periods.

Transfer of Your Personal Data

Your information, including Personal Data, is processed at the Company's operating offices and in any other places where the parties involved in the processing are located. It means that this information may be transferred to — and maintained on — computers located outside of Your state, province, country or other governmental jurisdiction where the data protection laws may differ than those from Your jurisdiction.

Your consent to this Privacy Policy followed by Your submission of such information represents Your agreement to that transfer.

The Company will take all steps reasonably necessary to ensure that Your data is treated securely and in accordance with this Privacy Policy and no transfer of Your Personal Data will take place to an organization or a country unless there are adequate controls in place including the security of Your data and other personal information.

Delete Your Personal Data

You have the right to delete or request that We assist in deleting the Personal Data that We have collected about You.

Our Service may give You the ability to delete certain information about You from within the Service.

You may update, amend, or delete Your information at any time by signing in to Your Account, if you have one, and visiting the account settings section that allows you to manage Your personal information. You may also contact Us to request access to, correct, or delete any personal information that You have provided to Us.

Please note, however, that We may need to retain certain information when we have a legal obligation or lawful basis to do so.

Disclosure of Your Personal Data

Business Transactions

If the Company is involved in a merger, acquisition or asset sale, Your Personal Data may be transferred. We will provide notice before Your Personal Data is transferred and becomes subject to a different Privacy Policy.

Law enforcement

Under certain circumstances, the Company may be required to disclose Your Personal Data if required to do so by law or in response to valid requests by public authorities (e.g. a court or a government agency).

Other legal requirements

The Company may disclose Your Personal Data in the good faith belief that such action is necessary to:

Security of Your Personal Data

The security of Your Personal Data is important to Us, but remember that no method of transmission over the Internet, or method of electronic storage is 100% secure. While We strive to use commercially acceptable means to protect Your Personal Data, We cannot guarantee its absolute security.

Children's Privacy

Our Service does not address anyone under the age of 13. We do not knowingly collect personally identifiable information from anyone under the age of 13. If You are a parent or guardian and You are aware that Your child has provided Us with Personal Data, please contact Us. If We become aware that We have collected Personal Data from anyone under the age of 13 without verification of parental consent, We take steps to remove that information from Our servers.

If We need to rely on consent as a legal basis for processing Your information and Your country requires consent from a parent, We may require Your parent's consent before We collect and use that information.

Links to Other Websites

Our Service may contain links to other websites that are not operated by Us. If You click on a third party link, You will be directed to that third party's site. We strongly advise You to review the Privacy Policy of every site You visit.

We have no control over and assume no responsibility for the content, privacy policies or practices of any third party sites or services.

Changes to this Privacy Policy

We may update Our Privacy Policy from time to time. We will notify You of any changes by posting the new Privacy Policy on this page.

We will let You know via email and/or a prominent notice on Our Service, prior to the change becoming effective and update the "Last updated" date at the top of this Privacy Policy.

You are advised to review this Privacy Policy periodically for any changes. Changes to this Privacy Policy are effective when they are posted on this page.

Contact Us

If you have any questions about this Privacy Policy, You can contact us:

Istirahat Dalam Damai Pak Itam (Ade Mahadeli)

Pak Itam adalah tim Riak Bumi yang paling senior. Dia dikenal sebagai orang keras dan yang paling bertanggungjawab atas pekerjaannya. Terutama dalam hal tugasnya sebagai bagian transportasi air lapangan. Dia merawat motor bandung, long boat dan fasilitas Riak Bumi seperti menjaga rumahnya sendiri.

Tinggal di sana sendirian, menjaga, menimba air, memindahkan kapal dan perahu kalau angin kencang. Mengangkat mesin tempel yang berat saat digunakan, padahal usianya sudah renta, tapi dia tidak pernah mengeluh dengan tanggungjawabnya.

Pernah kami mengajak dia untuk jalan-jalan. Dia bilang saya tidak mau meninggalkan kapal ini. Belakangan dia sudah mulai banyak lupa, pikun dan sakit-sakitan. Keluarganya memutuskan untuk mengambil dia ke kampung kelahirannya di Belitang, meskipun kami tau dia sangat berat meninggalkan tugasnya.

Beberapa tahun kemudian sesekali kami mendengar kabar beliau kurang sehat dan hari ini dia dikabarkan telah meninggal.

Rest in Peace Pak Itam.

Riak Bumi merasa sangat kehilangan dia. Terima kasih banyak atas kebaikan dan tanggung jawab yang besar serta "cinta mati' beliau terhadap Riak Bumi. Mohon maaf kalau kami ada kesalahan dan kekurangan terhadap beliau. Kami juga merelakan kepergian beliau dalam peristirahatan yang damai.

Mengapa Orang Iban Menjaga Orangutan?

penulis: Valentinus Heri

"Karena aku telah menjelma menjadi seekor mayas (orangutan), maka keturunan kamu nanti, cucu dan cicit kamu, jangan sekali-kali membunuh mayas".

Kampung Engkabang adalah salah satu dusun di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, tempat dimana Suku Dayak Iban masih tinggal di rumah panjang tradisional (rumah panjai) dan mereka masih memegang teguh adat dan budaya serta kepercayaan terhadap leluhur, demikian juga mereka masih menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah tentang kepercayaan mereka untuk tidak boleh membunuh satwa liar termasuk orangutan.

Pada suatu waktu, di kampung Engkabang terdapatlah seorang kakek yang bernama Lelanggai dan seorang anaknya bernama Ajul.

Karena sudah tua, kakek Lelanggai sakit keras dan kemudian meninggal dunia. Tak lama setelah kakek Lelanggai meninggal, belum selesai masa berkabung atau dalam bahasa Iban disebut dengan “ketas ulit” yang artinya belum sampai tujuh hari ayahnya meninggal. Di suatu malam, bermimpilah anaknya yaitu Ajul bertemu dengan ayahnya.

Kata ayahnya: “Anak ku, aku akan memberi kamu jimat, pergilah untuk mengambilnya”. Anaknya bertanya: “Dimanakah kamu menyimpannya ayah?” Lalu ayahnya menjawab: “Di sana, di pohon tempat dimana sungkup atau peti mati saya diletakkan". "Baiklah ayah" kata anaknya. Beberapa saat kemudian, anaknya turun dari rumah panjang, tapi hanya sampai di kaki tangga rumah panjang, karena takut, lalu dia kembali lagi ke rumah.

Berselang beberapa waktu kemudian, saat malam tiba, dia bermimpi lagi, bertemu dengan ayahnya, lalu ayahnya bertanya: "Kapan kamu mengambil jimat itu anakku?" Jawab anaknya: "Besok saya akan ambil jimat tersebut ayah". "Baiklah, kalau begitu saya menunggu kamu di pohon sungkup ini", kata ayahnya. Sungkup atau sentubung adalah istilah dalam bahasa Iban untuk peti mati terbuat dari kayu keras seperti jenis kayu tekam yang ukurannya cukup besar, lalu dibelah dua, kemudian dibagian dalam kayu di pahat untuk menyimpan jenazah orang meninggal.

Setelah bermimpi bertemu dengan ayahnya tadi malam, pagi itu dia berangkat kembali ke tempat yang dijanjikan oleh ayahnya. Namun sampai di halaman rumah panjang, dia kembali lagi. Dalam hatinya dia bertanya: “Mengapa saya merasa takut? padahal dari rumah tadinya, saya berani, tetapi kenapa sampai di tanah saya merasa takut?”, gumam anaknya dalam hati. Padahal menurut keterangan orang di rumah panjang yang pernah mengenal Ajul, orangnya kekar dan perawaknnya besar dan tinggi, tidak sepantasnya dia takut. Setelah pulang, orang lain merasa heran dengan tingkah laku Ajul, lalu salah seorang warga rumah panjang menyapa: "Apa yang sedang kamu lakukan Ajul? Lalu Ajul menjawab: "Saya tadi diminta oleh ayah saya mengambil jimat" sambil kelihatan agak bingung dan takut bercampur baur.

Pada malam ketiganya, kemudian dia bermimpi lagi, “Lama betul saya menunggu kamu anakku, tapi kamu tidak juga datang, ambilah jimat kamu ini!”, seru ayahnya agak kesal. “Iya besok saya akan mengambilnya ayah” jawab anaknya. “Baiklah, kalau begitu saya menunggu kamu disini di pohon bekas tebangan, disitu saya duduk menunggu kamu”, lanjut ayahnya. Anaknya bertanya, “Dari mana jalan yang akan saya lalui untuk mencapai tempat itu ayah?” Ayahnya bilang; “Dari ujung batang kayu bekas tebangan sebagai titian, kamu terus melalui batang kayu itu, sesampai di pangkal bekas tebangan pohon itu, kamu akan bertemu dengan saya nanti”.

Segera setelah bangun, dini hari pagi-pagi benar setelah mulai ada cahaya dari matahari terbit, dia kemudian turun. Tidak ada apapun yang dia bawa, padahal biasanya orang Iban kalau bepergian ke hutan selalu membawa parang. Kali ini, tidak ada satupun yang dia bawa, baik parang maupun perlengkapan lainnya seperti tombak dan senjata tajam lainnya, tidak dibawanya. "Mungkin ayah ingin mencobai saya", kata anaknya dalam hati. "Baiklah, tidak mengapa!" lanjut anaknya kali ini dengan penuh yakin.

Kemudian dia pun datang ke tempat dimana ayahnya berjanji akan bertemu dengan dia. Dia pun mulai meniti kayu bekas tebangan itu sambil menunduk memperhatikan titian, takut terjatuh ke tanah yang berlumpur dan becek. Dia terus berjalan, mulai dari ujung kayu tersebut dan menelusurinya secara perlahan-lahan dan hati-hati, hingga sampailah dia ke pangkal kayu tersebut. Ketika telah sampai dekat dengan sisa bekas tebangan kayu yang masih berdiri tersebut, diapun menengadah melihat ke atas kayu yang dimaksudkan ayahnya tersebut, seketika itu terkejutlah dia bukan kepalang. “Ah hantu ini”, katanya. Lalu dia pun dengan sekejap mata lari meninggalkan tempat itu dan pulang. “Hantu itu, bukan ayah saya”, kata Ajul sambil setengah berteriak.

Di situ dia melihat seekor orangutan, sedang duduk di atas sisa tebangan kayu yang masih berdiri tersebut, sedang duduk dan membawa “kambut” atau tas selempang tempat menyimpan barang bawaan terbuat dari anyaman daun pandan yang biasa dipakai orang suku Iban kalau bepergian. Biasanya tas tersebut untuk menyimpan barang pernak-pernik yang berukuran kecil seperti buah pinang untuk menyugi (menyirih pinang), korek api, rokok, tembakau, jimat dan peralatan yang digunakan di jalan.

Menurutnya, bahwa orangutan itu besar, jenis mayas rambai katanya, orangutan itu berbulu panjang. Jadi kambut yang di bawa oleh orangutan itu adalah kambut yang ayahnya biasa bawa waktu dia masih hidup, yang pada saat dia meninggal kambut itu dibawa dalam peti mati atau sungkup. Namun belakangan Ajul baru sadar dan mengenal, bahwa itu memang ayahnya, karena ayahnya tersebut memang memakan pinang semasa hidupnya.

Lalu ketika pulang, orang di rumah panjang menanyakan kepada Ajul, “Mengapa kamu tergesa-gesa?” kata mereka. “Ayah saya menyuruh saya mengambil jimat, tapi bukan ayah saya tadi yang saya temukan, melainkan seekor mayas”, sahut dia. Setelah malam berikutnya tiba, tidurlah Ajul dan dia pun bermimpi lagi bertemu dengan ayahnya. “Nah anakku, yang kamu temukan tadi itu bukan mayas, itu hanya penampakan luar dari badan ayahmu ini. Saya memang meninggal menjelma menjadi seekor mayas”, kata ayahnya. "Oleh karena itu anakku, keturunan kamu nanti, cucu dan cicit kamu, jangan sekali-kali membunuh mayas. Karena saya telah menjadi seekor mayas” lanjut ayahnya.

“Kamu juga begitu anakku, seandainya tadi kamu bisa mengambil jimat yang aku janjikan kepadamu, tidak ada sesuatupun yang kamu inginkan yang tidak kamu dapatkan, seperti kedudukan, kekuasaan dan kekayaan, kamu bisa dapatkan dengan jimat dari saya. Namun, karena kamu tidak dapat mengambil jimat tersebut, maka kamu tidak dapat meraih kedudukan dan kekayaan tersebut. Meski begitu, racun apapun jenisnya yang diberikan orang kepada kamu, tidak akan bisa membunuh kamu” demikian ayahnya menyampaikan pesannya kepada sang anaknya si Ajul.

Itu sebabnya semua keturunan kakek Lelanggai, hingga sekarang ini pantang membunuh orangutan.

Cerita ini adalah kisah nyata yang dituturkan secara turun temurun oleh keluarganya, tetapi nama dan tempat disamarkan.

Copyright @Riak Bumi. Tidak diijinkan menggunakan bagian apapun dari tulisan ini tanpa seijin kami.

Monitoring Program Pengembangan Tengkawang Di Kapuas Hulu

Benedikt Ibele dari GIZ melakukan kunjungan ke Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat dalam rangka melihat perkembangan beberapa kegiatan GIZ termasuk kegiatan GIZ dengan Riak Bumi dalam hal pengembangan Tengkawang. Benedikt Ibede tiba di Pontianak pada tanggal 19 Oktober 2022 dan langsung berkunjung ke kantor Riak Bumi di Pontianak, setelah itu melanjutkan perjalanan ke Putussibau dan Lanjak.

Dalam kunjungan terkait dengan kegiatan GIZ dengan Riak Bumi, Benedikt bersama dengan rombongan dari GIZ Kabupaten Kapuas Hulu, Reinhard Hilliger, Ifran Destianto Imanda, Prisela Gloria Tifani dan Emiliana Febriyani. Sedangkan dari Riak Bumi yaitu Hermanto dan Riki Rikando serta dari Forum Daerah Aliran Sungai Labian Leboyan bapak Anton Hermanto.

Dalam kunjungan tersebut melihat perkembangan penamanan Tengkawang di empat desa yaitu di Desa Labian Ira’ang, Mensiua, Sungai Ajung dan Labian.

Serta melihat proses produksi pengolahan tengkawang dari biji kering menjadi mentega tengkawang di rumah produksi di Dusun Ngaung Keroh Desa Labian.