Lokalatih Keanekaragaman Hayati Untuk Generasi Penerus Bangsa

Putussibau, 22-23 Februari 2023 telah diadakan lokalatih (lokakarya dan pelatihan) bagi para dinas pendidikan dan kebudayaan serta guru-guru di Kabupaten Kapuas Hulu yang dilaksanakan di aula kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu di Putussibau.

Kegiatan lokalatih ini merupakan tindak lanjut dari adanya pertemuan Forum Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Sentarum sebelumnya yang mana pada saat pertemuan tersebut peserta dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu mengusulkan bahwa sebaiknya perlu adanya pelatihan terkait penyusunan muatan lokal bagi siswa-siswi agar pendidikan lingkungan termasuk juga tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan sosial kebudayaan yang berkaitan dengan konservasi dan ekosistem disekitar masyarakat di Kapuas Hulu dapat diketahui oleh para generasi penerus sejak dini.

Oleh karena itu CIFOR (Center for International Forestry Research) dan Yayasan Riak Bumi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu melaksanakan lokalatih yang berjudul Keanekaragaman Hayati untuk Generasi Penerus Bangsa.

Tujuan dari pertemuan ini yang pertama adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai keanekaragaman hayati serta ketrampilan untuk merancang kegiatan-kegiatan siswa dan yang kedua adalah menyampaikan infromasi praktis dan alat untuk memahami kepentingan keanekaragam hayati dan fungsi ekosistem kepada pihak lain. Diharapkan dari lokalatih ini adalah peserta dapat membuat muatan lokal dan merancang kegiatan sekolah sesuai dengan kurikulum merdeka dan pendidikan profil pelajar Pancasila.

Lokalatih ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kapuas Hulu yaitu bapak Petrus Kusnadi dan beberapa sambutan sebelumnya dari Ibu Moira Moeliono dari CIFOR dan Pak Indra Kumara selaku Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas Hulu yang sekaligus koordinator Forum Daerah Tangkapan Air Danau Sentarum. Proses lokalatih ini difasilitasi tim fasilitator yaitu oleh Linda Yuliani, Hasantoha Adnan dan Valentinus Heri.

Peserta lokalatih yang berjumlah sekitar 30 orang dari beberapa sekolah penggerak di Kapuas Hulu dan staff Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu sangat antusias mengikuti lokalatih ini. Pak Leonardus selaku kepala bidang kurikulum antara lain menyampaikan bahwa mereka sangat senang mendapatkan materi berupa buku yang telah disiapkan oleh panitia dan sekaligus tim fasilitator dari CIFOR dan Yayasan Riak Bumi yang berisi informasi berkaitan dengan keanekaragam hayati dan ekosistem di Kapuas Hulu yang berdasarkan hasil-hasil pengamatan dan penelitian.

Peserta juga menyampaikan bahwa mereka sangat terkesan dengan cerita rakyat yang disampaikan oleh Pak Lom perwakilan dari suku Iban dari Dusun Kedungkang tentang cerita orangutan yang mengajari manusia menggunakan ramuan dan cara melahirkan dan Muhammad Syamsul perwakilan dari Suku Melayu dari Lanjak, Kecamatan Batang Lupar yang menceritakan tentang keturunan mereka berasal dari buaya, sehingga buaya diperlakukan layaknya saudara dan tidak boleh dibunuh, demikian juga orangutan dan satwa tertentu lainnya.

Meskipun kedengarannya bagi beberapa orang bahwa cerita rakyat ini adalah sebuah dongeng belaka, namun masyarakat sangat mempercayai cerita ini adalah sebuah kenyataan, sehingga cerita dan kepercayaan ini sangat mempengaruhi perlakukan mereka untuk menghargai berbagai jenis satwa liar, pentingnya menjaga habitat dan ekosistem di sekitarnya, karena masyarakat percaya bahwa manusia memiliki hubungan yang erat dan saling ketergantungan satu dengan lain dengan berbagai mahluk seperti binatang, tumbuhan, tanah, air dan langit baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, termasuk pula roh-roh nenek moyang mereka.

Di akhir lokalatih, peserta di minta untuk latihan membuat muatan lokal dan “citizen science” (peneliti warga) sebagai bahan untuk dapat diterapkan setelah mengikuti lokalatih ini. Beberapa hasil diskusi kelompok yang mengemuka antara lain berkaitan dengan bagaimana mengelola sampah, membuat kerajinan tenun tradisional, membuat masakan tradisional bagi siswa-siswi sekolah. Peserta berharap bahwa lokalatih ini dapat menjadi bekal bagi peserta untuk dapat menyusun kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah di Kapuas Hulu.

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram