Kabupaten Kapuas Hulu mempunyai sumber daya alam yang masih kaya dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mendukung ketersediaan pangan.
Hutan yang menyediakan sumber bahan makanan bagi masyarakat di sekitar hutan, dikelola secara turun temurun secara bijaksana oleh masyarakat dengan kearifan tradisi.
Sungai yang mengalir menembus hutan dan perkampungan masih menyediakan beraneka ragam bahan makanan yang bisa masyarakat olah menjadi bahan makanan yang kaya rasa dan berguna untuk kesehatan tubuh.
Sayangnya, makanan tradisional mulai banyak ditinggalkan, mulai berkurang minat untuk mengolahnya, terutama untuk para generasi muda. Pengenalan makanan tradisional kepada generasi muda diharapkan menjadi salah satu media untuk menguatkan identitas budaya lokal.
Tanpa kita sadari, sekarang rasa-rasanya semua serba ingin instan. Begitu banyak yang dijejalkan kepada kita dengan embel embel cepat, mudah dan tidak perlu berusaha keras.
Bahkan hingga sampai urusan makananpun sudah mulai masuk ke tahap itu. Tidak saja di kota kota besar yang memang membutuhkan pola waktu yang serba cepat dan ketat, tapi juga sampai ke daerah-daerah.
Yang dikhawatirkan dari pola makanan cepat saji dan instan adalah kandungan yang tidak jelas. Terkadang ada yang masih nakal menggunakan bahan pewarna dan pengawet yang berbahaya. Yang mana bila kita konsumsi terus menerus pastinya dalam jangka panjang akan berdampak tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia.
Belum lagi kita mulai semakin konsumtif dengan mengeluarkan uang untuk membeli makanan. Padahal untuk masyarakat di sekitar hutan, mereka bisa berhemat bila mengolah bahan makanan yang disediakan secara gratis dari alam sekitar mereka.
Makanan tradisional juga bisa menjadi salah satu wujud keragaman budaya di Indonesia. Karena makanan membawa serta kebiasaan lokal, lingkungan, dan adat istiadat masyarakatnya.
Bahkan makanan tradisional, apabila diolah dan dikelola dengan baik, bisa menjadi sebuah kuliner tradisional yang khas dan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner.
Oleh karena itu, perlu untuk mendorong masyarakat untuk merasa bangga akan makanan dari hutan yang lebih sehat dan kembali kepada makanan yang alami atau back to nature.
Dan hal ini sejalan dengan sebuah gerakan dunia yang belakangan ini semakin besar untuk mengkampanyekan makanan slow food sebagai kebalikan dari fast food tersebut. Juga dalam upaya mempromosikan dan berbagi pengetahuan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan berbasis kearifan tradisi di desa-desa di Kabupaten Kapuas Hulu serta memperkenalkan makanan tradisional khas Kabupaten Kapuas Hulu, maka perlu dilakukan kegiatan Festival Makanan Tradisional 2019.
Festival Makanan Tradisional 2019 diselenggarakan pada :
Hari Sabtu dan minggu, tanggal 14-15 September 2019
Tempat : Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.