Festival Makanan & Budaya Tradisional 2022

Festival Makanan dan Budaya Tradisional ini akan menjadi festival keempat di mana sebelumnya telah diselenggarakan pada tahun 2014, 2016 dan 2019. Selama bertahun-tahun, acara-acara tersebut terus berkembang, baik dalam lingkup dan kualitas. Sementara itu pemerintah daerah di berbagai tingkatan, telah melihat dampak positif dari usaha ini kepada konstituen mereka dan karenanya kami mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dan terus berharap akan mendapatkan dukungan dalam berbagai bentuk.

Kami melihat dalam festival yang diadakan pada tahun-tahun sebelumnya menunjukan minat orang dalam hal ini adalah para peserta lomba makanan tradisional untuk lebih menggali kembali resep-resep makanan tradisional yang bervariasi dan kaya dari generasi sebelumnya dan membagikan pengetahuan ini lintas generasi kepada kaum muda. Makanan yang khas dari masyarakat setempat telah semakin popular dan di apresiasi terutama oleh kalangan tamu atau wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Makanan tradisional yang bahannya dari hutan telah menjadi bagian dari obyek wisata kuliner dan budaya masyarakat lokal. Festival ini telah membawa pemahaman orang bahwa hutan menyediakan berbagai sumber makanan secara gratis bagi manusia, sehingga hutan dan lingkungan alam sekitar perlu tetap dijaga agar tidak rusak dan tetap memberikan manfaat dengan sebaiknya bagi kehidupan kita.

Festival makanan tradisional ini telah berhasil mengubah cara pandang orang bahwa makanan tradisional adalah makanan yang kolot dan kampungan, tetapi setelah diadakannya beberapa kali festival makanan tradisional, hal ini menumbuhkan kebanggaan dan percaya diri bagi masyarakat untuk menyajikan makanan tradisional dari alam. Tentu saja kontribusi festival makanan tradisional ini telah memberikan nilai tambah dan kreativitas dengan perhatian dalam hal pengumpulan bahan, proses pengolahan, tampilan penyajian yang menarik, kandungan nutrisi yang seimbang, kebersihan dan cita rasa.

Kegiatan utama dari festival kali ini adalah kebangkitan makanan tradisional dan lokakarya kebudayaan terkait sejarah maupun cerita lisan dari masyarakat Suku Dayak dan Melayu. Dimana festival kali ini memadukan antara makanan tradisional yang merupakan bagian dari aspek budaya dan promosi bentuk tradisi budaya lainnya seperti seni bertutur, permainan tradisional, peragaan busana, musik dan tari yang merupakan upaya untuk membagi pengetahuan lintas generasi.

Oleh karena itu, dengan senang hati kami bermaksud untuk menyelenggarakan festival makanan dan kebudayaan tradisional pada tahun ini yang merupakan rangkaian dari perayaan hari kemerdekaan negara Republik Indonesia dan Festival Danau Sentarum. Dimana kemitraan untuk kegiatan ini akan mencakup: Riak Bumi (tuan rumah) dengan Die Lange Tafel Berlin, People and Plants International (PPI), komunitas Melayu, Dayak, Punan dan Penan, Center for International Forestry Research (CIFOR), Slow Food Indonesia, Oerip Indonesia/Tenun-Aya, MyTransform (sebuah LSM berbasis di Malaysia) dan pihak lainnya. Dan yang terakhir, namun tentu tidak kalah pentingnya adalah pihak pemerintah daerah, terutama dan termasuk bapak Bupati Kapuas Hulu, Camat Kabupaten Batang Lupar, manajemen Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) dan perwakilan kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Maksud dan Tujuan

Festival tahun 2022 ini dimaksudkan untuk menyediakan platform untuk merayakan masakan tradisional yang bahan bakunya semua berasal dari alam dan aspek lain dari warisan budaya masyarakat setempat yang akan ikut berpartisipasi dalam acara festival ini. Oleh karenanya, tujuan dari festival kali ini adalah untuk meningkatkan:

  1. Kebangkitan budaya, dengan fokus pada makanan tradisional dari hutan yang bergizi dan lezat;
  2. Transfer lintas generasi dari sejarah lisan, cerita, puisi, olahraga, musik dan tari tradisional;
  3. Kerukunan, kohesi sosial dan solidaritas antar suku dan agama yang dianut.
  4. Kesadaran akan hubungan intrinsik antara identitas budaya, ketersediaan makanan dari alam liar dan
    konservasi ekosistem;

Tempat dan waktu

Lokasi: Lanjak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia.
Waktu: tanggal 19 – 23 Agustus 2022.

Tentatif Agenda:

Interaksi: Agenda acara ini terbagi menjadi tiga babak yaitu festival makanan tradisional dan workshop anak-anak terkait sejarah lisan atau cerita yang berhubungan dengan makanan tradisional dan perlindungan alam dan lingkungan:

Babak 1: LOKAKARYA SEJARAH/CERITA LISAN ANAK-ANAK: Jumat-Sabtu, 19 - 20 Agustus 2022

Sebelum acara utama festival, dua hari sebelumnya akan diadakan lokakarya sejarah lisan/menceritakan cerita akan melibatkan sekelompok (sekitar lima puluh) siswa sekolah dasar suku Melayu dan Dayak.

Aktris/sutradara panggung terkenal yang berbasis di Berlin yaitu Isabella Mamatis akan memfasilitasi lokakarya tersebut, mengikuti format teatrikalnya 'Die Lange Tafel' untuk seni dan komunikasi. Dengan format ini, Ibu Mamatis menciptakan interaksi lintas generasi antara orang-orang dari semua lapisan masyarakat, sekaligus menjembatani budaya, agama, dalam bentuk seni. Dia memprakarsai format seperti ini pada tahun 2006, yang sejak itu telah membuktikan dirinya di berbagai pertunjukan publik internasional.

Kegiatan akan berlangsung di gedung olahraga Batang Lupar dan di rumah panjang Kedungkang. Di sana, anak-anak akan melibatkan generasi yang lebih tua dalam dialog seputar cerita, lagu dan resep/praktik memasak tradisional, yang telah mereka pelajari dari nenek moyang mereka, menuliskannya, kemudian melipat semuanya menjadi sebuah kronik.

Kemudian, pada hari pertama festival, di meja panjang, semua akan berkumpul, untuk mencoba berbagai resep dan menikmati pengalaman mencicipi bersama, sementara lembaran sejarah akan diletakkan di tali jemuran untuk dikibaskan angin untuk semua orang untuk membaca dan menanggapinya.

Babak 2: FESTIVAL LOMBA MASAK TRADISIONAL: Senin-Selasa, 22 - 23 Agustus 2022

Program babak kedua ini adalah agenda utama festival makanan dan kebudayaan tradisional yang akan berlangsung selama dua hari di dalam dan sekitar komplek Gedung Olahraga Kecamatan Batang Lupar yang terdiri dari:

Hari Pertama: Tanggal 22 Agustus 2022

Sesi Pagi
  • Sejak awal, sekelompok anak-anak baru akan menyiapkan beberapa resep yang mereka pelajari selama lokakarya beberapa hari sebelumnya;
  • Pembukaan oleh Bupati Kapuas Hulu, Camat Lanjak dan pejabat lainnya serta mengunjungi pameran produk (HHBK) unggulan Kapuas Hulu, publikasi dan poster;
  • Penyajian oleh anak-anak dari salinan ''chronicle/buku cerita'' yang diproduksi sebelumnya kepada Bupati, sementara yang terakhir akan memberi anak-anak ''sertifikat kehadiran''. Dilanjutkan dengan pencicipan contoh hidangan tradisional, oleh pejabat, keluarga dan lainnya, semua duduk bersama [dan mengobrol] di meja yang sangat panjang;
  • Melihat klip film dan tayangan slide;
  • Demonstrasi pembuatan tenun ikat/pandan, pengolahan lilin lebah dan minyak tengkawang, percontohan energi terbarukan;

Sesi Sore
  • Persiapan lomba memasak makanan tradisional yang diikuti oleh master makanan terbaik Kapuas Hulu;
  • Juri akan memeriksa dan mencicipi hidangan masing-masing, diikuti oleh penonton pada umumnya beberapa saat kemudian;
  • Pertunjukan musik dan tarian oleh berbagai komunitas yang berpartisipasi, di mana semua diundang untuk dapat bergabung.

Hari kedua: tanggal 23 Agustus 2022

  • Demonstrasi keterampilan tradisional dan kompetisi permainan petualangan (adventure game) dan olahraga (semua usia & pria/wanita), termasuk lomba perahu, lomba sumpit, gasing dan lain-lain;
  • Talkshow tentang hubungan antara makanan tradisional yang sehat dan pelestarian alam dengan perhatian khusus pada peran pendidikan dalam hal ini;
  • Peragaan busana dengan pakaian yang dibuat dengan bahan tekstil artisanal berkualitas tinggi dari Kapuas Hulu oleh Oerip Indonesia yang berbasis di Jakarta dan Taya/Tenun-Aya lokal;
  • Pengumuman pemenang berbagai kompetisi;
  • Upacara penutupan oleh Camat Lanjak;
  • Musik dan tarian: semuanya, sampai larut malam!

Peserta Festival

Adapun peserta dalam acara festival ini ditargetkan sebanyak 250 orang yang terdiri dari:

  • Masyarakat Melayu dan Dayak dari Kecamatan Batang Lupar, Badau dan Embaloh Hulu di Kabupaten Kapuas Hulu;
  • Masyarakat Punan dan Kayan dari hulu sungai Kapuas, Kapuas Hulu;
  • Perwakilan masyarakat Penan dari seberang perbatasan di Sarawak, Malaysia;
  • Pemerintah daerah dan perwakilan media.
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram