Di Kabupaten Kapuas Hulu bulan Oktober ini terjadi banjir yang menenggelamkan 20 kecamatan. Danau Sentarum tidak luput dari bencana banjir ini. Banyak rumah penduduk yang terendam air hingga mereka harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Beberapa kampung pindah ke kota kecamatan.
Menurut keterangan masyarakat di Danau Sentarum bahwa banjir kali ini merupakan banjir terbesar selama kurun waktu 20 tahun. Dulu pernah kejadian pasang besar di mulai tahun 1963. Kemudian terjadi lagi pada tahun 1983, yang menurut mereka merupakan banjir paling besar. Lalu berlanjut tahun 2003. Kalau mengikuti siklus normalnya mestinya pasang besar terjadi lagi pada tahun 2023, tapi kali ini banjir besar tahun 2010, itu artinya lebih cepat. Yang menjadi kekhawatiran kita bahwa siklus banjir makin lama makin pendek, lalu lama lama kemudian menjadi semakin sering. Banyak orang bilang di media massa bahwa ini terjadi karena pembukaan sekala besar yang menggantikan hutan dengan pohon kelapa sawit. Tapi siapa tau!
Kampung Pengerak di Danau Sentarum misalnya mereka merasa kerugian akibat banjir ini, dimana mereka tidak bisa menyadap karet karena hampir setiap hari hujan, belum lagi karet yang baru ditanami mereka mati karena belum cukup kuat oleh genangan air. Ladang gagal, karena mereka berladang di tanah rawa atau “umai payak”. Ikan sulit di panen, karena ikan mundah bersembunyi ketika air pasang. Jadi bisa dipastikan bahwa masyarakat di dana sentarum sekarang mengalami kesulitan!