Peresmian oleh Pak Aleksius Bulin selaku Pak Camat Batang Lupar, Kapuas Hulu pada 22 Januari 2024, menandai Listrik Tenaga Air (Mikrohidro) telah selesai dibangun di kampung Sungai Pelaik dan Kedungkang, hal ini sebagai penghargaan terhadap mereka yang telah menjaga hutan dan habitat satwa liar, terutama orangutan yang hingga saat ini masih terus dijaga secara turun temurun dengan kearifan tradisional mereka. Setidaknya ada 3 hal mengapa mereka mendapatkan bantuan mikrohidro, yaitu karena mereka memiliki potensi air untuk pembangkit listrik, kesulitan akses terhadap listrik negara, memiliki komitmen untuk menjaga hutan dan sungai serta habitat satwa liar.
Pembangunan mikrohidro ini merupakan swakelola bersama masyarakat di kedua kampung tersebut dimana mereka mengerjakan secara gotong royong pembangunan dengan bantuan tenaga teknis dan konsultan serta dukungan dari Yayasan Riak Bumi, CIFOR dan pemerintah desa setempat dalam pengadaan fasilitas yang tidak tersedia di kampung seperti mesin kincir, kabel, pipa air dan material seperti semen, besi, atap dan lainnya.
Mereka sebelumnya telah melakukan studi banding ke Bandung untuk melihat secara langsung dan belajar bagaimana cara kerja mikrohidro di sana, selain itu mereka mendapatkan pelatihan bagaimana membuat mikrohidro dan bagaimana pemeliharaannya. Kampung Kedungkang yang merupakan masyarakat Dayak Iban yang masih tinggal dirumah panjang tradisional mendapatkan fasilitas listrik 5000 watt, sedangkan Kampung Sungai Pelaik mendapatkan fasilitas 3000 watt. Hal ini sudah cukup untuk menerangi kedua kampung tersebut 24 jam terus-menerus, tanpa mengeluarkan biaya untuk membeli BBM yang harganya sangat tinggi, jika mereka menggunakan genset atau generator. Beberapa anggota masyarakat meragukan pembangunan listrik tenaga air ini akan berhasil, setelah berhasil mereka sangat senang, mereka bilang seperti mimpi “air bisa menjadi api”.