Bunga-bunga sebagai pakan lebah hutan (Apis dorsata) di Danau Sentarum bersumber dari bermacam-macam bunga kayu hutan. Bunga kayu hutan ini mempengaruhi rasa, warna dan aroma madu hutan. Bunga-bunga hutan yang beragam ini bermekaran secara berurutan, tergantung jenis kayu. Dilihat dari waktu berbunganya jenis kayu tersebut di atas ada beberapa bunga yang mekar pada bulan yang sama, dengan demikian sangat memungkinkan bahwa madu berasal dari campuran beberapa jenis bunga kayu. Mungkin bisa lihat jenis kayu yang dominan untuk menentukan rasa yang lebih kuat dari jenis bunga yang mana.
Menurut masyarakat Danau Sentarum, madu yang rasanya paling enak dan manis dari berbagai jenis bunga pakan lebah hutan ini adalah dari Bunga Akar Libang, Emasung, Taun, Kayu Samak dan Marbemban. Dari jenis-jenis bunga di atas yang paling banyak menghasilkan madu yaitu: Putat, Emasung, Taun, Marbemban. Sedangkan jenis-jenis bunga yang kurang menghasilkan madu karena populasi pohon bunganya sedikit adalah kayu Samak dan kayu Kebesi.
Kayu Ubah Pinang dan Belantek tumbuh di daerah dataran tinggi di kawasan Danau Sentarum. Bunga Akar libang biasanya disenangi lebah yang bersarang di pohon tinggi atau lalau. Akar libang tumbuh di pinggir sungai dan lebih tinggi di bandingkan dengan jenis kayu-kayu disekitarnya, namun sekarang sudah sulit ditemui karena adanya pembukaan ladang yang padinya di tanam setiap 3 bulan sekali.
Bunga Masung atau biasa di sebut juga bunga kayu Tingkau , sering didapati tumbuh di tepian sungai namun tidak banyak menghasilkan madu. Saat bunga Masung bersemi biasanya lebah mulai datang, namun lebah tidak banyak mengambil sari dari bunga ini, karena bunga ini hanya mengundang lebah untuk datang.
Karena rasa madunya yang pahit, bunga kayu Bekeras biasanya disukai oleh pembeli untuk keperluan obat. Paling sering orang Cina yang senang memesan dan membeli jenis madu ini.
Bunga kayu hutan ini secara umum urut-urutan mulainya sama, namun di beberapa dusun kampung terdapat perbedaan. Demikian pula dengan waktu mulai mekarnya tidak dapat dipastikan, secara umum dapat dikatakan bahwa musim bunga kayu mulai mekar pada bulan September hingga bulan Maret. Namun kadang-kadang musim panen madu bisa dua kali setahun. Adakalanya panen di bulan Maret, namun jumlah panennya sangat sedikit. Sedangkan panen raya biasanya pada bulan September hingga Maret.
Lebah hutan akan datang ke kawasan Danau Sentarum, ketika bunga kayu hutan ada. Jika bunga pakan tidak cukup biasanya lebah hutan ini hanya membesarkan anak-anaknya, kemudian mereka akan segera berpindah, jadi ketika petani datang yang ada hanya sarang yang telah ditinggalkan tanpa madu. Mereka mengistilahkannya dengan ”idang”.
Menurut keterangan masyarakat di Danau Sentarum, pada saat bunga tidak bermekaran lebah-lebah hutan migrasi ke daerah-daerah perbukitan misalnya di daerah Bukit Semujan di tebing-tebing bukit batu dan lebah-lebah hutan tersebut menghisap cairan-cairan yang ada di hutan seperti cairan-cairan jamur dan air keringat yang ada di pakaian serta cairan-cairan yang ada di ikan asin ketika sedang di jemur. Hal ini dilakukan untuk bertahan hidup sementara menunggu musim bunga datang.
Lebah-lebah hutan ini populasinya tidak banyak dan tidak bertambah. Oleh karena itu, madu dari pohon tinggi lebih rendah kadar airnya dibandingkan dengan madu dari tikung. Selain itu, warna madu dari pohon tinggi lebih kemerah-merahan dibandingkan dengan warna tikung.
Bunga-bunga kayu hutan ini bermula dengan jenis-jenis ”kayu bukit” yang tumbuh relatif lebih tinggi di daerah perbukitan. Jenis bunga kayu ini sebagai pakan bagi lebah yang membuat sarang di lalau (lebah hutan dari pohon tinggi). Madu yang dihasilkan dari bunga kayu bukit ini, relatif lebih kental dibandingkan dengan bunga kayu pantai dan warnanya kemerah-merahan. Setelah itu baru jenis-jenis bunga yang berada di ”daerah pantai” yang tumbuh di dataran rendah di tepi danau-danau di kawasan Danau Sentarum. Jenis kayu pantai ini yang paling banyak menghasilkan madu hutan di kawasan ini.
Jenis-jenis bunga kayu yang tumbuh di dataran tinggi lebih kental karena jauh dari permukaan air dan kadar airnya pun rendah, kalau biasanya dari jenis kayu pantai 27%, maka jenis kayu tinggi lebih rendah dari ini, berkisar 21-24%.